Kamis, 28 Januari 2010

IPM-LU Jogja Gelar Sosialisasi Pemekaran KLU dan Bazar Sembako

Membangun Ukhuwah Islamiyah di Tengah Kemandirian Daerah Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera

           

Bulan suci ramadhan merupakan bulan yang paling agung bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia karena di bulan ini seluruh kebaikan dilipatgandakan ganjarannya oleh Allah SWT. Merupakan keniscayaan bagi umat muslim untuk menjalankan dan mengisinya dengan berbagai kegiatan selama sebulan penuh. Begitu juga dengan Mahasiswa Ikatan Pelajar Mahasiswa Lombok Utara (IPM-LU) Yogyakarta. Pasalnya, moment ramadhan 1429 H kali ini adalah waktu teristimewa bagi mahasiswa IPM-LU Jogjakarta karena mereka dapat mengadakan dua kegiatan sekaligus yakni sosialisasi pemekaran KLU dan Bazar sembako. Kegiatan ini diselenggarakan di empat tempat, wilayah Kec. Pemenang, Kec. Gangga, dan Kec. Kayangan.

                Sosialisasi pemekaran sangat penting untuk dilakukan mengingat banyak hal baru yang harus diketahui masyarakat mengenai bagaimana menyikapi dan mengembangkan daerah guna mengelola sumber daya yang kita miliki (SDM dan SDA) supaya menjadi sumber kemajuan yang lebih baik dan produktif bagi kehidupan masyarakat Lombok Utara di masa yang akan datang. Berdasarkan pengalaman, bahwa pemekaran yang menjamur di era otonomi daerah ini nyatanya belum mampu menjawab berbagai persoalan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah kurang dilakukannya sosialisasi ke seluruh elemen masyarakat oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.  

Meski gong ritual pemekaran Lombok Utara telah diketok pemerintah pusat, namun hal tersebut bukan berarti Lombok Utara telah mendiri total. Walaupun dinyana bahwa Lombok Utara memiliki potensi luasan wilayah dan sumber daya alam yang melimpah ruah (gemah ripah loh jinawi). Tetapi sosialisasi harus tetap dilakukan agar makna dan wujud pemekaran beserta implementasinya bisa terpahami  sampai ke masyarakat lapisan terbawah (grassroot). “Lombok Utara niscaya akan menjadi daerah yang mampu berkembang dan meraih kemajuan apabila elemen masyarakat di dalamnya belum mengetahui esensi pemekaran berikut strategi pengembangannya”, demikian dikatakan Sarjono Elzabar, Ketua Panitia Pelaksana. Lebih jauh dia mengatakan, perubahan social di Lombok Utara akan terwujud manakala seluruh potensi yang dimiliki mampu dikelola serta masyarakat paham dan sadar akan kemampuan yang dimilikinya dalam merajut kehidupan yang lebih baik, sejahtera, demokratis, dan berkeadaban.  Selain itu, lanjut Sarjono, terbentuknya Kabupaten Lombok Utara diharapkan memberikan peluang yang setinggi-tingginya bagi masyarakat setempat agar lebih mampu menyumbangkan daya kreatifnya sehingga dapat mengatasi kesulitan hidup sehari-hari serta  menempatkan diri sejajar dengan masyarakat daerah lain di Indonesia. “Adanya kabupaten baru ini juga diharapkan bisa memberi harapan masyarakat terhadap keterbukaan transparansi dan akuntabilitas pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat setempat”, papar sarjono.  

                Sementara itu, jelang perayaan hari raya Idul Fitri 1429 H IPM-LU Jogjakarta juga menggelar Bazar Sembako untuk membantu masyarakat terutama mereka yang berasal dari golongan ekonomi lemah agar dapat merayakan gema hari kemenangan. Mengingat beberapa tahun terakhir harga seluruh kebutuhan pokok masyarakat kian melonjak mengikuti deret hitung. Menurut Waji Ahmad Sopandi, Koordinator Bazar, persoalan kebutuhan pokok masyarakat makin hari makin tak memihak masyarakat golongan ekonomi lemah, karena harganya kian mencekik leher. Pemerintah yang kita harapkan bisa membawa masyarakat dari keterpurukan ekonomi tersebut ternyata belum menunjukkan komitmennya. Ini terlihat, kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang ekonomi belum memihak sama sekali terhadap kondisi rakyat. “Di tengah krisis multidimensional ini kita semua harus berbuat untuk membantu sekian persoalan rakyat termasuk persoalan ekonomi. Pada dasarnya, perubahan tak akan terwujud hanya dengan wacana semata tapi harus disertai dengan usaha riil melalui kerja nyata dan memberi peluang yang sebesar-besarnya kepada rakyat”, demikian ungkap Waji berapi-api. Lebih lanjut, Waji berujah, masalah rakyat dapat diatasi dan perubahan terwujud jika otak dipakai bersamaan dengan tangan bekerja. “kegiatan ini kami lakukan semata-mata untuk membantu masyarakat yang memang benar-benar membutuhkan kebutuhan-kebutuhan pokok menjelang hari lebaran,” bebernya. { }  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar